Dalam Islam, kehati-hatian (dalam bahasa Arab sering disebut wara’ atau iḥtiyāṭ) berarti bersikap hati-hati dalam perkataan, perbuatan, dan keputusan agar tidak terjerumus ke dalam hal yang haram atau merugikan diri sendiri maupun orang lain — baik di dunia maupun di akhirat.
Berikut penjelasannya secara lebih dalam
🌙 1. Makna Kehati-hatian (Wara’)
Kehati-hatian adalah meninggalkan sesuatu yang syubhat (tidak jelas halal atau haramnya) demi menjaga kemurnian hati dan amal.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang samar (syubhat) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia.
Barang siapa menjauhi perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya: orang yang berhati-hati akan berusaha menjauh dari hal yang meragukan, bukan sekadar menghindari yang jelas-jelas haram.
🌿 2. Bentuk Kehati-hatian dalam Kehidupan
Berhati-hati dalam Islam bukan berarti takut berlebihan, tetapi bersikap bijak dan waspada dalam menjalani kehidupan.
Beberapa contohnya:
- Ibadah: Memastikan tata cara shalat, puasa, zakat, sesuai sunnah dan tidak asal-asalan.
- Makanan & Harta: Menjauhi makanan atau rezeki yang tidak jelas sumbernya; mencari nafkah yang halal dan bersih.
- Pergaulan: Berhati-hati dalam berbicara agar tidak menyinggung atau berdusta; menjaga pandangan dan batas pergaulan.
- Media & Informasi: Tidak mudah menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya.
- Keputusan Hidup: Berdoa dan beristikharah sebelum mengambil langkah penting agar tidak tergesa-gesa.
💫 3. Manfaat Kehati-hatian
- Menjaga hati tetap tenang — karena tidak ada penyesalan setelah berbuat.
- Menjauhkan dari dosa — karena lebih sedikit peluang tergelincir.
- Menumbuhkan rasa taqwa — sebab selalu sadar bahwa Allah mengawasi.
- Meningkatkan kepercayaan orang lain — karena perilaku yang hati-hati menunjukkan kejujuran dan integritas.
🌺 4. Kesimpulan
Kehati-hatian dalam Islam adalah sikap mental orang beriman: tidak gegabah, tidak ceroboh, selalu berpikir dan menimbang dengan iman sebelum bertindak.
Ia menjadi penjaga hati dan amal, agar hidup kita selamat di dunia dan bahagia di akhirat.
Kalimat ringkasnya:
“Orang yang berhati-hati tidak akan rugi, karena ia menimbang setiap langkahnya dengan iman.”

No comments:
Post a Comment